PALOPO – Kapolres Palopo, AKBP Dedi Surya Dharma, secara tegas menyampaikan komitmennya akan menangani kasus pengeroyokan siswa SMP 13 secara profesional.
Kepada sindosulsel.com, Dedi mengakui, keluarga korban telah mendatangi Polres Palopo, untuk melaporkan tindak kekerasan terhadap korban R (13).
“Infonya sudah melapor di SPKT, nanti kami tindak lanjuti infonya, saya juga belum dapat laporan LP nya,” ujar AKBP Dedi Surya Dharma, Kamis, (9/10/2025).
Perwira polisi dengan dua melati di pundak ini menegaskan akan bekerja secara profesional dalam penganan kasus tersebut.
“Yang pasti akan kami ditangani secara profesional,” tegasnya. Dedi juga menyampaikan akan terbuka dalam penganan kasus tersebut.
Diberdayakan sebelumnya,
Ketua Komisi A DPRD Palopo, Aris Munandar, mendesak Dinas Pendidikan serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) segera turun tangan menyikapi kasus pemukulan yang viral di media sosial dan memastikan korban mendapat pendampingan psikologis.
Aris juga meminta DP3A melakukan pendampingan komprehensif dalam proses hukum maupun pemulihan mental korban. Kepada Dinas Pendidikan, ia juga menuntut evaluasi mendalam terhadap pihak sekolah yang lalai mengawasi siswanya.
“Sekolah bukan hanya tempat belajar akademik, tapi juga tempat pembentukan karakter. Jika lingkungan sekolah tidak aman, maka fungsi pendidikan gagal,” ujarnya.
Kasus yang viral tersebut terjadi di SMP Negeri 13 Kambo, Kecamatan Mungkajang, Selasa (7/10/2025).
Seorang pelajar berinisial R (13) menjadi korban pengeroyokan oleh lima temannya sendiri: MA (13), MT (13), AR (13), A (13), dan R (13).
Kekerasan itu bermula ketika korban hendak pulang dan dipanggil ke depan ruang laboratorium.
Di lokasi itu, korban dikeroyok menggunakan tangan kosong hingga mengalami memar di wajah dan dada serta luka gores di pipi.