Daerah

Kepala Daerah Terpilih Diminta Jaga Siri’ na Pacce

80
×

Kepala Daerah Terpilih Diminta Jaga Siri’ na Pacce

Sebarkan artikel ini
Foto : Opu Pabbicara Kedatuan Luwu, Muchtar Luthfi Andi Mutty, menyampaikan beberapa pesan penting Datu Luwu di Hari Jadi Luwu dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu.(Arjun)
Example 468x60

PALOPO, Sulsel – Dalam momentum peringatan Hari Jadi Luwu (HJL) yang ke 757 dan Hari Perlawanan Luwu (HPL) ke 79, sejumlah kesepakatan penting telah tertuang untuk kemajuan Tana Luwu.

Pertemuan yang melibatkan para pemimpin daerah, tokoh adat, dan masyarakat ini melahirkan beberapa poin strategis untuk masa depan daerah dan pelestarian budaya.

Point kesepakatan tersebut dibacakan oleh Makkole Baebunta. Salah satu poin utama adalah kesepakatan bersama untuk mendukung pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Luwu Tengah dan Provinsi Luwu.

Hal ini dinilai penting sebagai langkah memperkuat kesejahteraan masyarakat serta mempercepat pembangunan di wilayah tersebut. Selain itu, pemerintah kabupaten dan kota di Tana Luwu berkomitmen untuk berkontribusi dalam peningkatan kapasitas serta pelestarian Istana Kedatuan Luwu sebagai simbol sejarah dan budaya.

Dalam bidang pendidikan, disepakati pula penyusunan buku sejarah Luwu yang akan menjadi bagian dari muatan lokal di sekolah-sekolah di Tana Luwu. Langkah ini diharapkan mampu memperkuat pemahaman generasi muda terhadap sejarah dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur mereka.

Sementara itu, pesan dan arahan dari Datu Luwu, La Maradang Mackulau Opu To Bau yang disampaikan, Opu Pabbicara Kedatuan Luwu, Muchtar Luthfi Andi Mutty, menyampaikan beberapa poin penting dalam sambutannya kepada seluruh masyarakat Luwu khususnya kepala daerah terpilih.

Ia menyatakan, sebelum tahun 1906, wilayah Kerajaan Luwu mencakup Kolaka, Poso, Toraja, dan sekitarnya. Namun, setelah kedatangan kolonial Belanda, wilayah tersebut terpecah menjadi beberapa daerah administrasi.

Dalam sambutannya, Opu Pabbicara mewakili Datu Luwu yang sedang sakit, menekankan pentingnya nilai siri’ (rasa malu) dan pacce (belas kasih) sebagai pedoman bagi para pemimpin dan masyarakat.

“Siri adalah harga diri yang menjadi dasar tanggung jawab. Jika seorang pemimpin lari dari tanggung jawab, maka ia akan kehilangan kehormatan,” tegasnya.

Baca juga:  Pj Gubernur Sulsel Diundang Beri Motivasi di Dies Natalis ke-69 Fakultas Kedokteran Unhas

Ia juga mengingatkan bahwa pemimpin yang baik harus memiliki pacce, yakni rasa empati dan belas kasih terhadap masyarakat. “Pemimpin tanpa belas kasih tidak layak disebut pemimpin. Kebijakan yang dibuat harus berpihak kepada kebaikan dan kepentingan orang banyak,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Opu Pabbicara juga mengingatkan masyarakat untuk terus memperjuangkan terbentuknya Provinsi Tana Luwu.

Baca juga : Semarak Hari Jadi Luwu ke-757, Tudang Ade’ Jadi Ajang Musyawarah Bersejarah

Ia mengenang bagaimana cita-cita ini telah digaungkan sejak tahun 1966 saat ia masih duduk di bangku kelas 4 SD. “Provinsi Tana Luwu harus tetap terpatri dalam sanubari setiap masyarakat dan pemerintah di Tana Luwu,” pesannya.

Semangat perjuangan Datu Andi Djemma sebagai salah seorang tokoh penting di Tana Luwu juga menjadi teladan bagi para pemimpin saat ini.

Datu Andi Djemma, yang memilih bergabung dengan NKRI demi persatuan bangsa, menjadi inspirasi bahwa kepemimpinan sejati tidak hanya diukur dari kemewahan, tetapi dari pengabdian untuk rakyat.

Peringatan HJL dan HPL yang semula direncanakan di Kolaka Utara akhirnya dilaksanakan di wilayah Kedatuan Luwu karena satu dan lain hal. Namun, acara ini tetap berlangsung khidmat, mempertegas tekad bersama untuk menjaga sejarah, budaya, dan semangat perjuangan Tana Luwu.

Tidak lupa, Muchtar Luthfi Andi Mutty, mengucapkan terima kasih atas kehadiran Pj Gubernur Sulsel dan Ketua TP PKK Sulsel dalam perayaan tersebut.

“Selamat datang dan terima kasih atas kehadiran Bapak Pj Gubernur dan Ibu Ketua TP PKK Sulsel. Kehadiran ini luar biasa, menunjukkan dukungan penuh terhadap Luwu dan Sulawesi Selatan,” katanya.

Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Fadjry Djufry, yang hadir dalam Peringatan Hari Jadi Luwu ke 757 tahun ini, mengajak seluruh kepala daerah di Luwu Raya untuk mendukung penuh program nasional swasembada pangan, khususnya pada komoditas padi dan jagung.

Baca juga:  Barongsai Competition Perdana Semarakkan Festival Jappa Jokka Cap Go Meh 2025

Ajakan ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk tidak melakukan impor beras di tahun 2025. “Semua program nasional membutuhkan dukungan dan kolaborasi. Presiden menekankan pentingnya swasembada pangan di seluruh Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan,” ungkap Prof. Fadjry Djufry dalam sambutannya di halaman Kedatuan Luwu, Kota Palopo.

Sulawesi Selatan, lanjutnya, memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ketahanan pangan nasional. Dengan luasnya lahan pertanian dan dukungan sumber daya alam yang memadai, Sulsel berpeluang memenuhi kebutuhan pangan di tingkat lokal hingga nasional.

“Saya berharap seluruh bupati dan wali kota di Luwu Raya mendukung target ini. Potensi yang kita miliki sangat memungkinkan untuk mewujudkan swasembada pangan dan menghentikan impor beras. Mari manfaatkan lahan dan sumber daya yang ada demi kesuksesan bersama,” ujarnya.

Perayaan Hari Jadi Luwu ke-757 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu ke-79 merupakan momentum istimewa bagi masyarakat Luwu dan Sulawesi Selatan. Kedua peringatan ini menjadi simbol persatuan, kekuatan, dan semangat juang rakyat Luwu dalam melestarikan budaya serta menghadapi tantangan masa kini.

“Hari Perlawanan Rakyat Luwu dan Hari Jadi Luwu sangat bermakna bagi kita semua. Selamat Hari Jadi Luwu ke-757 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu ke-79,” ucap Prof. Fadjry Djufry, yang juga menyampaikan apresiasi atas semangat masyarakat Luwu dalam mempertahankan tradisi dan nilai-nilai luhur.

Prof. Fadjry juga mengingatkan bahwa dirinya bersama Pj Ketua TP PKK Sulsel, Andi Indriaty Syaiful, telah menerima amanah untuk memimpin Sulsel sejak 7 Januari 2025. Ia menekankan pentingnya komunikasi dan koordinasi dalam mengawal transisi kepemimpinan periode 2025-2030.

“Pada 6 Februari nanti, seluruh kepala daerah yang tidak memiliki sengketa akan dilantik bersamaan di Istana Negara. Ini adalah momen bersejarah dan pertama kali dilakukan di Indonesia,” jelasnya.

Baca juga:  Prof Fadjry Djufry Ajak Luwu Raya Sukseskan Swasembada Pangan 2025

Peringatan Hari Jadi Luwu ke-757 dan HPRL ke-79 tidak hanya menjadi momentum refleksi sejarah, tetapi juga memperkuat tekad bersama untuk mewujudkan cita-cita pembangunan, menjaga kedaulatan pangan, dan melestarikan budaya luhur masyarakat Luwu.

Example 300x600
Example 120x600
Example 300x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *