TAKALAR, Sulsel – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai mengembangkan Padi Gogo, sebagai salah satu solusi strategis dalam mendukung program swasembada pangan nasional yang dicanangkan Presiden RI.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah melalui program agroforestry pangan yang mengintegrasikan tanaman kehutanan dengan pertanian, termasuk padi gogo, di lahan kering.
Kementerian Kehutanan dan Kementerian Pertanian melaksanakan penanaman serentak padi gogo dan Multi-Purpose Tree Species (MPTS) di kawasan sekitar Bendungan Pamukkulu, Kabupaten Takalar, Selasa, (4/2/2025) .
Kegiatan ini dihadiri oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry, Pj Bupati Takalar, Muhammad Hasbi, serta Dirjen Gakkum Kementerian Kehutanan, Januanto.
Prof Fadjry Djufry menegaskan pengembangan padi gogo menjadi bagian dari upaya optimalisasi pemanfaatan kawasan hutan secara berkelanjutan.
“Program ini adalah bagian dari komitmen kita dalam mendukung visi Presiden untuk mencapai swasembada pangan dan energi. Dengan pola agroforestry, kita tidak hanya meningkatkan produktivitas lahan, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan masyarakat,” ujarnya.
Di Sulsel, terdapat sekitar 57.000 hektare perhutanan sosial yang telah teridentifikasi memiliki potensi untuk pengembangan tanaman pangan, dengan 1.600 hektare yang telah siap ditanami padi gogo pada tahap awal.
Di lokasi Bendungan Pamukkulu sendiri, dilakukan penanaman perdana di lahan seluas satu hektare.
Sementara itu, Dirjen Gakkum Kementerian Kehutanan, Januanto, menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi pemerintah daerah dalam upaya menciptakan ketahanan pangan.
“Kami di Kementerian Kehutanan sangat mendukung program ini, karena selain membantu mengurangi ketergantungan impor beras, juga sejalan dengan prinsip perhutanan sosial yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Pj Bupati Takalar, Muhammad Hasbi, juga menambahkan bahwa terdapat 219 area perhutanan masyarakat yang siap mendukung pengembangan padi gogo.
“Potensi ini sangat besar untuk memperkuat cadangan pangan daerah dan nasional. Ini merupakan terobosan luar biasa yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Kehutanan,” ungkapnya.
Dengan target nasional 1,1 juta hektare lahan perhutanan sosial yang akan dimanfaatkan untuk pertanian pangan, diharapkan padi gogo dapat menjadi salah satu solusi adaptif dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan impor beras.
Program ini juga sejalan dengan agenda pengentasan kemiskinan, pengelolaan hutan berkelanjutan, serta pengembangan ekonomi masyarakat lokal.
Melalui sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat, pengembangan padi gogo di Sulsel diharapkan dapat menjadi model keberhasilan bagi daerah lain dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.
Padi gogo adalah jenis padi yang masih satu genus (marga) dengan padi sri. Berbeda dengan padi sri yang ditanam di lahan sawah yang tergenang air, padi gogo ditanam di lahan kering.