LUWU – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus memperkuat langkah mitigasi bencana dengan meluncurkan program normalisasi Sungai Suli di Kabupaten Luwu.
Program strategis ini diinisiasi langsung oleh Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman dengan nilai anggaran mencapai Rp18,7 miliar.
Normalisasi Sungai Suli difokuskan pada pengerukan sedimen dan pelebaran jalur aliran air untuk mengembalikan kapasitas sungai yang selama ini menurun akibat pendangkalan.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir yang kerap melanda kawasan pemukiman warga setiap musim hujan.
“Ini adalah bentuk komitmen kami untuk melindungi masyarakat dari ancaman banjir. Dengan normalisasi, daya tampung sungai akan meningkat dan genangan bisa ditekan,” ujar Andi Sudirman pada Jumat (31/10/2025).
Sungai Suli selama ini menjadi salah satu titik paling rawan banjir di wilayah Luwu. Setiap musim penghujan, air yang meluap kerap merendam rumah dan lahan pertanian warga.
Melalui program ini, Pemprov Sulsel menargetkan peningkatan kapasitas aliran sungai, sekaligus mengembalikan fungsi ekosistem air di kawasan tersebut.
Selain pekerjaan fisik, normalisasi juga mencakup kegiatan pembersihan endapan lumpur, penguatan tanggul, dan rehabilitasi bantaran sungai.
Andi Sudirman menegaskan bahwa upaya tersebut merupakan bagian dari kebijakan pembangunan berkelanjutan yang menempatkan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama.
“Program ini adalah bagian dari visi pembangunan berorientasi lingkungan. Kita ingin memastikan masyarakat aman, dan infrastruktur penunjang bisa berfungsi dengan baik,” jelasnya.
Pemprov Sulsel berkomitmen menghadirkan kebijakan pembangunan yang tidak hanya berorientasi pada ekonomi, tetapi juga memperhatikan aspek ekologi.
Menurut Andi Sudirman, normalisasi Sungai Suli merupakan contoh sinergi antara penataan infrastruktur dan pelestarian alam.
“Insya Allah, setelah pengerjaan selesai, Sungai Suli dapat mengalir lebih lancar dan mampu menampung debit air besar tanpa meluap ke pemukiman warga,” tutupnya.
Program ini sekaligus menjadi bagian dari upaya Pemprov Sulsel mengurangi potensi bencana di daerah rawan banjir lainnya seperti di Luwu Utara, Bone, dan Wajo.

















